Jumat, 21 Agustus 2009

Making Pregnancy Saper

A. Latar Belakang

Menurut data WHO, sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan penurunan AKI yang seharusnya dapat dicapai pada tahun 2000, yakni 225 per 100.000 kelahiran hidup sampai saat ini masih belum tercapai. (www.Ditjenfar alkes depkes.go.id).

Angka kematian ibu masih merupakan tantangan yang besar di Indonesia, tingginya angka kematian yaitu sebesar 253 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar 30 per 1000 kelahiran hidup dengan angka tersebut Indonesia memiliki posisi teratas dan paling tinggi. (SDKI, 2006). Menurut BPS (badan pusat statistik) angka kematian ibu sebesar 262 per 100.000 kelahiran hidup, namun dari berbagai survei mengatakan angka kematian ibu lebih tinggi yaitu 300-400 kematian per 100.000 kelahiran hidup. (BKKBN, 2005).

Dari data yang dimiliki di DKI pada tahun 2003 rasio kematian ibu dan bayi tercatat 20 kematian per 1000 kelahiran. Kemudian pada 2005 angka tersebut dapat ditekan menjadi 18 kematian per 1000 kelahiran. (http://www.menkokesra.go.id).

Data terakhir AKI di kota jakarta tahun 2007 yaitu 68 per 1000 kelahiran hidup, dan AKB pada tahun 2007 yaitu 3,9 per 1000 kelahiran hidup, jauh lebih rendah dibandingkan angka kematian ibu secara nasional yang masih diatas 300 per 100.000 kelahiran hidup. (http://www.depkominfo.go.id).

Sedangkan angka kematian (infant mortality rate) yakni angka kematian bayi sampai umur 1 tahun di negara berkembang telah turun dengan cepat sekarang mencapai angka 20 pada 1000 kelahiran hidup. Penurunan angka prenatal berlangsung lebih lamban karena kesehatan dan keselamatan janin dalam uterus sangat tergantung dari keadaan dan kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dan mudigah menjadi janin cukup bulan. (Ilmu Kebidanan 2005).

Angka kematian yang tinggi setengah abad yang lalu mempunyai 3 faktor pokok; (1) masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, dan nifas; (2) kurangnya perhatian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi; (3) kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil. (Ilmu Kebidanan 2005).

Menyadari kondisi tersebut, Departemen Kesehatan telah menyusun strategi jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir yang dikenal dengan sebutan “making pregnancy saper” (MPS). Didalamnya terdapat 3 pesan ialah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan penanganan komplikasi keguguran. Perkembangan baru yang berdasarkan kemajuan pengetahuan dalam fisiologi dan patologi ilmu kebidanan sejak dimulai pada abad 19 dan berlangsung dalam abad sekarang, perkembangan ini menekan prevensi dalam kebidanan. Lambat laun meluas kesadaran bahwa banyak penyakit dan kelainan dalam masa hamil, persalinan dan nifas dapat dicegah dan diketahui sejak dini, hingga dapat diusahakan menghindari akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkannya.

Maka Depkes pun berharap tahun 2007 ini target angka kematian ibu turun menjadi 244 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup. Hingga akhir tahun 2009 diharapkan angka kematian ibu mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup. (http://majalah-farmacia.com).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif dengan memberikan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi maupun tidak dengan komplikasi hingga angka mordibitas dan mortalitas dapat diturunkan. Dalam upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang optimal yang sesuai dengan standar.